Seharusnya aku tak membebaskannya.
Tenggelam dalam kolam tak berdasar.
Hanyut dalam amukan samudra.
Jatuh dalam sumur tak berujung.
Berharap semua ini bukanlah Fatamorgana semata.
Hilang dalam pekikan dan lolongan tak berakhir.
Masih terekam jelas cara matanya menatap.
Lirih tapi hunusannya tajam.
Berdiri, seakan semuanya lurus.
“Ah sudahlah, untuk apa melarut bukan?”
—el, 15 nov 2024
Colteny Febriani Putri
댓글 삭제
이 댓글을 삭제하시겠습니까?