#onedayonenashihah

MANHAJ SALAF

📚 Fawaid Pagi Hari Ini :

NASEHAT BAGI YANG SEDANG LUPA DIRI

Saudaraku kaum Muslimin rohimakumulloh ....

Tulisan ini dibuat, sekedar untuk memberikan nasehat kepada sebagian orang yang saat ini sedang diberikan cobaan nikmat yang banyak oleh Alloh ta’ala, berupa harta atau kesenangan lainnya. Tetapi sayangnya, dia sekarang sedang lupa diri.

Hingga dia berani terhadap orang tuanya karena merasa lebih kaya, bahkan memaki-makinya, atau merendahkan saudaranya karena sering diberi uang atau pinjam uang kepadanya, atau meremehkan siapapun yang bertentangan dengannya.

Allohul Musta’aan …..

Kepada orang yang sedang lupa diri seperti ini, saya hanya bisa memberikan nasehat lewat tulisan ini, dengan harapan agar dia mau mengevaluasi diri dan menyadari kekeliruannya, lalu bertobat dan kembali kepada Alloh ta’ala.

Diantara nasehat itu, secara ringkas adalah sebagai berikut :

1. Ingatlah wahai saudaraku, bahwa semua nikmat dan kekayaan itu hanyalah berasal dari Alloh ta'ala.

Ya, menjadi kaya itu bukan karena kepandaian atau kerja keras diri kita semata, tapi karena karunia Allah ta’ala yang diberikannya kepada kita.

Alloh ta’ala berfirman :

"وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ"

“Dan segala nikmat yang ada padamu, maka dari Allah-lah (datangnya).” (QS. An-Nahl: 53)

Seharusnya, seseorang yang diberi nikmat itu bersyukur dan rendah hati, bukan malah berbuat sombong kepada orang lain, atau suka mengungkit-ungkit pemberiannya terhadap orang lain.

2. Bahwa suka mengungkit-ungkit pemberian (المنّ) itu adalah dosa yang bisa menghapus pahala sedekah.

Rasulullah ﷺ bersabda :

"ثلاثة لا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ، وَلَا يُزَكِّيهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ... المُنَّانُ الَّذِي يُعْطِي صَدَقَتَهُ ثُمَّ يُعِيدُهَا"

“Ada tiga golongan, yang Alloh tidak akan mengajak berbicara dengan mereka pada hari kiamat nanti, Alloh juga tidak melihat kepada mereka (dengan pandangan rahmat-Nya), Alloh juga tidak mensucikan mereka (dari dosa-dosa mereka), dan bagi mereka akan mendapatkan adzab/siksa yang pedih …. (Diantaranya adalah) Al-Mannan (orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian) …” (HR. Muslim)

Ini adalah dalil yang menunjukkan, bahwa orang yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya itu termasuk yang diancam keras oleh Allah ta’ala, bahwa pahala sedekahnya itu akan dihapus !

3. Bahwa berbuat baik terhadap orang tua, dengan apapun yang bisa kita lakukan, baik dengan seluruh harta kita atau jiwa raga kita, tidak akan pernah sebanding dengan jasa-jasa orang tua kita kepada kita !

Ya, walaupun kita sudah memberi banyak harta kepada orang tua kita, hal itu belum bisa membalas jasa-jasa mereka sedikit pun !

Nabi shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda :

"لا يَجْزِي ولدٌ والِدَهُ إلَّا أن يَجِدَهُ مملوكًا فيَشتَرِيَهُ فيُعْتِقَهُ"

“Seorang anak tidak akan bisa membalas jasa orang tuanya, kecuali jika dia mendapati orang tuanya sebagai budak, lalu dia membelinya dan memerdekakannya.” (HR. Muslim)

Oleh karena itulah, janganlah dirimu merasa berjasa atau berlebihan jika memberi harta kepada orang tua, karena semua itu sesungguhnya adalah kewajibanmu dan bentuk syukurmu kepada Alloh ta’ala, dengan menafkahi mereka.

Apalagi, jangan sampai kamu merasa sombong dengan kelebihan hartamu di depan orang tuamu.

4. Dan ketahuilah, harta yang kamu infakkan kepada keluarga dan kerabatmu yang membutuhkan, tetapi dengan kamu sering mengungkit-ungkit kebaikanmu kepada mereka, maka tidak akan diberkahi oleh Alloh ta’ala.

Ya, akan hilang keberkahannya dan hilang pula pahalanya.

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُبْطِلُوا۟ صَدَقَٰتِكُم بِٱلْمَنِّ وَٱلْأَذَىٰ كَٱلَّذِى يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلْدًا ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَىْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا۟ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (QS Al-Baqoroh : 264)

5. Nasehat penutup :

“Wahai saudaraku, harta itu hanya titipan Allah.

Jangan jadikan nikmat itu menjadi sebab dirimu lupa kepada Dzat yang memberikannya.

Dahulu kamu berbakti kepada orang tuamu dengan tulus, sekarang jangan kamu biarkan hartamu merusak hatimu !

Karena nilai seorang anak itu bukan terletak pada seberapa besar dan seberapa banyak dia memberi harta kepada orang tuanya, tetapi terletak pada seberapa ikhlas dan hormatnya dia kepada orang tuanya !"

6. Faedah ringkas dari nasehat ini :

a. Semoga nasehat yang tulus ini, bisa menumbuhkan kembali rasa syukurmu kepada Alloh dan juga kerendahan hatimu.

b. Dan mengingatkan, bahwa berbakti kepada kedua orang tua itu tidak berhenti ketika kita sudah sukses di dunia ini.

c. Wajibnya bagi kita semua menjauhkan diri dari dosa “al-Mann” (mengungkit-ungkit pemberian), yang mana hal itu bisa menghapus pahala amal.

d. Jika ingin memberi, ikhlaslah dalam memberikan sedekah, insya Alloh hal itu akan menjadi sebab turunnya keberkahan dalam hartamu, dan bisa mengembalikan hidupnya hatimu.

Wallohu a’lamu bis showab …..

Semoga nasehat yang ringkas ini bermanfaat untuk yang bersangkutan, dan juga untuk kita semuanya.

Nas-alulloha At-Taufiq wal Istiqomah .....

Surabaya, Rabu pagi yg sejuk, 30 Robi'ul Akhir 1447 H / 22 Oktober 2025 M

✍ Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby

Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

~~~~🌻🌻🌻~~~~

materi and picture by: kajian cinta sunnah 23

image