আবিষ্কার করুন পোস্ট

আমাদের আবিষ্কার পৃষ্ঠায় চিত্তাকর্ষক বিষয়বস্তু এবং বিভিন্ন দৃষ্টিকোণ অন্বেষণ করুন। নতুন ধারনা উন্মোচন করুন এবং অর্থপূর্ণ কথোপকথনে নিযুক্ত হন

Bulan Ramadan Telah Berlalu, Bulan Syawal Sedang Kita Lalui.
Yukk kita sama-sama untuk tetap meningkatkan semangat beribadah di Bulan Syawal ini.
Bulan ini ada COMBO PAHALA PUASA Lohh, Jangan Sampai terlewatkan yaa kesempatan ini.
Yassaarallaah Tulipers 😍

Sumber Gambar: Surabaya Mengaji X Momen X The Sunnah Path

image

🌷🌷🌷🌷🌷

‎بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Kami Keluarga Besar
SMP & SMA Putri Mazaya Assunnah mengucapkan

*SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1446 HIJRIAH*

“*_Taqabballallahu minna wa minkum_*”
“(semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian)”

_Baarokallaahu fiikum_.
.
.
.
*_PRESTASI PENTING,_*
*KARAKTER YANG UTAMA*
🌷🌷🌷🌷🌷

image

🌷🌷🌷🌷🌷

‎بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Kami Keluarga Besar
SMP & SMA Putri Mazaya Assunnah mengucapkan

*SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1446 HIJRIAH*

“*_Taqabballallahu minna wa minkum_*”
“(semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian)”

_Baarokallaahu fiikum_.
.
.
.
*_PRESTASI PENTING,_*
*KARAKTER YANG UTAMA*
🌷🌷🌷🌷🌷

image

🌷🌷🌷🌷🌷

‎بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Kami Keluarga Besar
SMP & SMA Putri Mazaya Assunnah mengucapkan

*SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1446 HIJRIAH*

“*_Taqabballallahu minna wa minkum_*”
“(semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian)”

_Baarokallaahu fiikum_.
.
.
.
*_PRESTASI PENTING,_*
*KARAKTER YANG UTAMA*
🌷🌷🌷🌷🌷

image

🌷🌷🌷🌷🌷

‎بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Kami Keluarga Besar
SMP & SMA Putri Mazaya Assunnah mengucapkan

*SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1446 HIJRIAH*

“*_Taqabballallahu minna wa minkum_*”
“(semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian)”

_Baarokallaahu fiikum_.
.
.
.
*_PRESTASI PENTING,_*
*KARAKTER YANG UTAMA*
🌷🌷🌷🌷🌷

image
image
image

Doa kepada orang tua
#onedayonedoa

Berdoa untuk orang tua adalah bentuk bakti dan kasih sayang yang mulia. Orang tua adalah sosok yang telah berjasa besar dalam kehidupan kita, memberikan cinta, dukungan, dan pengorbanan yang tak ternilai. Dalam Islam, mendoakan kebaikan untuk mereka merupakan amalan yang sangat dianjurkan, bahkan setelah mereka tiada. Salah satu doa yang sering diajarkan adalah, "Rabbighfir li wa liwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira," yang artinya, "Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, serta sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil."

Doa kepada orang tua tidak hanya menjadi bukti cinta kita, tetapi juga wujud rasa syukur kepada Allah atas nikmat memiliki mereka. Dalam setiap doa, kita memohon agar Allah memberikan kesehatan, kebahagiaan, dan kemudahan bagi mereka, serta mengampuni segala dosa mereka. Doa ini menjadi penyambung kasih sayang, meskipun terkadang kita berjauhan secara fisik. Allah sangat mencintai hambanya yang berdoa untuk orang tua, karena itu adalah wujud penghambaan yang tulus dan rendah hati.

Selain doa harian, kita juga dianjurkan untuk terus mendoakan orang tua yang telah meninggal dunia. Dengan doa, kita memohon agar Allah melapangkan kubur mereka, memberikan tempat terbaik di sisi-Nya, dan membalas amal baik mereka dengan pahala yang berlipat ganda. Ingatlah, doa seorang anak adalah salah satu amalan yang tidak terputus meski orang tua telah tiada. Maka, jadikanlah doa sebagai salah satu cara kita untuk terus menunjukkan bakti, rasa hormat, dan cinta kepada mereka.

vidio by: grup whatsapp MATERI SOBAT HEBAT

#onedayonenashihah

﷽ ☪ Ramadan Mubarak
1446 H

MEMAAFKAN

Ayahmu Bukan Malaikat, Ibumu Bukan Bidadari

Luka-luka pengasuhan masa lalu bisa disembuhkan dengan cara memaafkan. Jangan simpan duri dalam daging, karena itu menyakitkan yang dapat melenyapkan kebahagiaan. Belajarlah berempati untuk mengasihi dirimu sendiri, cabut dan lepaslah duri kebencian yang terpendam dengan memaafkan setiap kesalahan. Sungguh tak layak sebagai anak kepada orangtuanya, sekecil apapun itu menyimpan benci dan dendam.

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam pernah ditanya...

يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ

“wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad)

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam juga telah mengingatkan, dengan sabdanya:

لَا تَرْغَبُوا عَنْ آبَائِكُمْ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ أَبِيهِ فَهُوَ كُفْرٌ

“Jangan-lah kamu membenci Ayahmu, karena barangsiapa membenci Ayahnya, maka itu termasuk kekufuran”. (HR. al-Bukhâri, no. 6386 dan Muslim, no. 62)

Ayahmu bukan malaikat, Ibumu bukan bidadari. Keduanya manusia biasa, pasangan suami istri yang tak lepas dari kekurangan dan kesalahan dalam menjalankan kewajiban rumah tangga. Kadang muncul kealpaan dan kemarahan mereka yang melukai hati dan menyakiti perasaan.

Namun engkau tak pernah tahu secara pasti tentang hakekat seluruh perjalanan hidup Ayah-Ibumu, mengapa begini dan mengapa begitu sejauh penilaian dengan sependek sepengetahuanmu. Kesalahan yang mereka lakukan terhadapmu, mungkin semua itu karena sebab pengaruh pola pengasuhan masa lalu, atau sebab beratnya tekanan beban-beban kehidupan. Sedangkan tak kunjung datang jalan keluar dan sumber pencerahan. Dalam diam Ayah Ibumu menangis menyesali kesalahan mereka terhadapmu. Maka sudah seharusnya engkau menaruh belas kasihan kepada mereka. Bukankah nasehat dan ilmu telah datang kepadamu, apa lagi yang membuatmu berat memaafkan mereka...?

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.” (QS.Al-A'raf:199)

Maafkan Ayah Ibumu yang pernah berbuat kesalahan padamu, agar engkau tak mengulang kesalahan yang sama terhadap anak-anakmu. Dan agar anakmu kelak tak mengulang kesalahan yang sama semisal kesalahanmu.

وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ

"Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
(QS. Al-Mujadilah: 2)

Maafkan Ayahmu..
Maafkan Ibumu...
Semoga Allah mengampunimu dan menentramkan hatimu.

💔 **** 💔
Ya Allah
Jadikan indah ucapanku, halus tabiatku, lembut hatiku dan peka perasaanku kepada ke dua orangtuaku...
Jadikan aku orang yang sangat mencintai dan menyayangi mereka.

Ya Allah
Berikan balasan terbaik untuk keduanya yang telah mendidikku.
Limpahkan rahmatmu untuk mereka yang telah menyayangiku.
Jagalah mereka sebagaimana mereka merawat dan menjagaku di masa kecilku.

Ya Allah
Setulus hati kumaafkan..
Atas setiap kewajiban mereka terhadapku yang terabaikan,
setiap hak-ku yang mereka lalaikan,
setiap sikap mereka terhadapku yang berlebihan,
setiap ucapan mereka terhadapku yang melampaui batas...
Aku ikhlaskan atas mereka dan aku tidak membenci ayah ibuku dalam memperlakukanku..

Ya Allah
Atas kesedihan dan penderitaan mereka karena ulahku,
atas setiap jatuhnya tetesan air mata mereka karenaku,
atas setiap hak mereka yang aku abaikan,
Jadikan semuanya itu sebagai penghapus dosa mereka, mengangkat derajat atas semua kebaikan mereka..
Wahai Yang Maha Penyayang, Yang Mengubah keburukan dengan kebaikan, karuniakan rahmat-Mu untuk mereka.

Ya Allah
Mereka memiliki kedudukan yang mulia dan hak yang besar dariku.
Perhatian mereka lebih utama terhadapku.
Kebaikan dan pemberiannya lebih banyak untukku.
Sungguh aku sadar tak akan mampu membalas yang lebih seimbang dan tak dapat memberikan imbalan yang sepadan.

Ya Allah
Bagaimana aku harus membalas jasa kebaikan mereka...
Begitu lama, mereka mengasuh, merawat dan mendidikku...
kelelahan dan kepayahan dalam menjagaku dan menanggung beban kesempitan untuk keleluasaanku.

Ya Allah
Aku belum mampu melaksanakan kewajibanku dan memenuhi hak mereka dengan baik
Aku tidak sanggup berkhidmat kepada mereka...
Ya Allah, karena itu berikan petunjuk, bimbingan dan pertolongan-Mu

Mudahkan aku untuk menjalankan baktiku kepada ayah ibuku,
Jangan jadikan aku termasuk orang yang durhaka kepada orangtua.
Jangan biarkan aku lupa menyebut nama ayah ibuku dalam setiap do'a di malam dan siangku.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

“Ya Allah, ampunilah semua dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, serta berbelas kasihlah kepada mereka berdua seperti mereka berbelas kasih kepada diriku di waktu aku kecil.”

Ya Allah
Yang Maha Pemaaf...
Maafkan aku, sebab do'aku untuk ayah ibuku, maka karuniakan kepadaku maaf yang sempurna.
Ampunilah kedua orangtuaku dengan kebaikan mereka padaku.

Sungguh Engkau Pemilik karunia dan anugerah yang besar nan abadi. Engkaulah Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang. Dengan rahmat dan kasih sayang-Mu, kami memohon dapat berkumpul di Surga-Mu.

Di bulan Ramadhan yang mulia ini, lipat gandakan karunia-Mu, kabulkanlah do'a²ku dan permohonan maaf ku.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni

"Ya Allah, Sungguh Engkau Maha Pemaaf, yang mencintai permohonan maaf, karenanya maafkanlah aku.”

(Khusna Banaha)

Baarakallahu fiikum


Picture and materi by: grup whatsapp MATERI SOBAT HEBAT

image

ADAB SEBELUM ILMU
#resumekajian
Adab sebelum ilmu adalah prinsip penting yang selalu ditekankan oleh para ulama dan guru-guru Islam. Ustadz Abu Salma mengingatkan bahwa seseorang yang ingin menuntut ilmu harus terlebih dahulu memperbaiki sikap dan perilakunya. Hal ini karena adab yang baik menjadi kunci untuk mempermudah pemahaman ilmu dan menjaga keberkahan dalam proses belajar. Contohnya adalah menghormati guru, menjaga ketulusan niat, dan memiliki kesabaran saat menuntut ilmu.
Dalam sejarah Islam, banyak ulama besar yang menunjukkan betapa pentingnya adab sebelum ilmu. Salah satunya adalah Imam Malik, yang dikenal mendidik murid-muridnya dengan adab sebelum memberikan pelajaran tentang ilmu agama. Sikap ini mengajarkan bahwa ilmu tanpa adab dapat membawa seseorang pada kesombongan dan bahkan kesalahan dalam mengamalkan ilmunya. Oleh karena itu, memahami pentingnya adab adalah langkah awal yang harus dilakukan sebelum mengejar ilmu.
Ustadz Abu Salma juga menekankan bahwa adab mencerminkan kebersihan hati seseorang. Dengan hati yang bersih, ilmu yang dipelajari akan lebih mudah meresap dan memberikan manfaat, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Proses ini mengajarkan bahwa adab adalah jalan menuju ilmu yang berkah dan bermanfaat, sehingga seseorang tidak hanya pintar secara intelektual tetapi juga mulia dalam akhlak.

#seputarramadhan


Bismillah..................
📒EDISI RAMADHAN 📒

💥 "INILAH BABAK FINAL"

Tidak seperti sebagian orang yang terlalu sibuk memikirkan hari raya, mudik dan baju lebaran, Rasul shallallahu‘alaihi wa sallam malah lebih giat lagi untuk beribadah di akhir-akhir bulan Ramadhan. Bahkan beliau sampai bersengaja meninggalkan istri-istrinya demi konsentrasi dalam ibadah.
Dan juga alasan semangat ibadah kala itu yaitu untuk menggapai Lailatul Qadar di sepuluh (1 hari terakhir Ramadhan.

Ada hadits yang disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Bulughul Marom, yaitu hadits No. 698.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri- istrinya), menghidupkan malam- malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.”

[Muttafaqun ‘alaih]
[HR. Bukhari No. 2024 dan Muslim No. 1174].

Beberapa faedah dari hadits di atas :

1️⃣ Hadits di atas menunjukkan keutamaan beramal sholih di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan punya keistimewaan dalam ibadah dari hari-hari lainnya di bulan Ramadhan. Ibadah yang dimaksudkan di sini mencakup shalat, dzikir, dan tilawah Al Qur’an.

2️⃣ Kesungguhan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beribadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan ada dua alasan :

[1] Sepuluh hari terakhir tersebut adalah penutup bulan Ramadhan yang diberkahi. Dan setiap amalan itu dinilai dari akhirnya.

[2] Sepuluh hari terakhir tersebut diharapkan didapatkan malam Lailatul Qadar. Ketika ia sibuk dengan ibadah di hari-hari terakhir tersebut, maka ia mudah mendapatkan maghfiroh atau ampunan dari Allah Ta’ala.

3️⃣ Hadits tersebut menunjukkan anjuran membangunkan keluarga yaitu para istri supaya mendorong mereka melakukan shalat malam. Lebih-lebih lagi di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.

4️⃣ Hadits itu juga menunjukkan anjuran menasehati keluarga dalam kebaikan dan menjauhkan mereka dari hal-hal tercela dan terlarang.

5️⃣ Membangunkan keluarga di sini merupakan anjuran di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, namun anjuran juga untuk hari-hari lainnya.

Selengkapnya di: https://rumaysho.com

Barakallahu fiikum..........

picture and materi by: grup whatsapp Manhaj Salaf

image

#onedayonetafsir

📕Al-Qur'an Al 'Azhim🌍
(💌Tafsir Ibnu Katsir📚)
🪷AL-QALAM🧿
(KALAM)

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Surah Makkiyyah, 52 ayat, turun sesudah Surah Al-'Alaq.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

🪷Al-Qalam Ayat 1-7
(Part 1)

{ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ (١) مَا أَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ (٢) وَإِنَّ لَكَ لَأَجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ (٣) وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ (٤) فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ (٥) بِأَيِّكُمُ الْمَفْتُونُ (٦) إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (٧)}

Nûn, demi qalam dan apa yang mereka tulis {QS.68: 1}. Berkat nikmat Rabbmu, kamu (nabi Muhammad) sekali-kali bukan orang gila {QS.68: 2}.

Dan sesungguhnya bagimu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya {QS.68: 3}.

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung {QS.68: 4}.

Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat {QS.68: 5}, siapa di antara kamu yang gila {QS.68: 6}.

Sesungguhnya Rabbmu, Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk {QS.68: 7}.

Mengenai huruf-huruf hijaiyyah ini telah dijelaskan sebelumnya di awal surah Al-Baqarah. Sedangkan firman Allah Azza wa Jalla ini:
Nûn {ن} adalah seperti ayat-Nya: {ق}، {ص}, dan semisalnya dari huruf-huruf yang terpisah di awal beberapa surah Al-Qur'an.

Dan pembahasan tersebut dirasa cukup, sehingga tidak perlu untuk dibahas lagi di sini.

Firman-Nya:

{وَالْقَلَمِ}
Demi kalam.

Secara lahiriyah tampak bahwa dia sejenis dengan pena yang dipergunakan untuk menulis. Misalnya pada ayat firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berikut ini:

{اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنْسانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ}
Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya {Al-'Alaq: 3-5}.

Yang demikian itu, ayat tersebut merupakan sumpah dari Allah sekaligus peringatan bagi makhluk-Nya atas apa yang Dia anugerahkan kepada mereka berupa pengajaran tulis-menulis yang dengannya ilmu pengetahuan diperoleh.

Oleh karena, itu Allah berfirman:

{وَمَا يَسْطُرُونَ}
Dan apa yang mereka tulis (Al-Qalam: 1).

Abdullah bin Abbas, Mujahid, dan Qatadah mengutarakan: Yakni apa yang mereka tulis.

Abudh-Dhuha menceritakan dari Ibnu Abbas tentang ayat ini:

{وَمَا يَسْطُرُونَ}
Artinya: Dan apa yang mereka kerjakan.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{مَا أَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ}

Berkat nikmat Rabbmu, kamu (nabi Muhammad) sekali-kali bukan orang gila {Al-Qalam: 2}.

Maksudnya, Alhamdulillah engkau nabi Muhammad bukanlah seorang yang tidak waras seperti yang dikatakan oleh orang-orang bodoh dari kaummu yang mendustakan apa yang engkau bawa kepada mereka, berupa petunjuk dan juga kebenaran yang nyata, sehingga mereka menyebut dirimu sebagai orang gila.

Kemudian Allah Tabaaraka wa Ta'ala berfirman:

{وَإِنَّ لَكَ لأجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ}

Dan sesungguhnya bagimu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya {Al-Qalam: 3}.

Yakni, bahkan kamu mendapat pahala yang sangat besar dan balasan yang sangat banyak, yang tidak akan pernah putus dan juga tidak akan lenyap, karena penyampaian risalah yang kamu lakukan kepada umat manusia dan berkat kesabaranmu atas gangguan yang mereka timpakan kepadamu.

Makna kalimat firman-Nya ini:

{غَيْرَ مَمْنُونٍ}
(Yang tidak putus-putusanya).
Berarti tidak akan pernah putus.

Adapun Mujahid berkata:
{غَيْرَ مَمْنُونٍ}
Artinya tidak terhingga.

♻🍂♻🍂

Sumber (Disalin dari):
1) Kitab Al Qur'an Tafsir Ibnu Katsir
Pentahqiq (Penyusun):
Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh
Penterjemah:
M. Abdul Ghoffar, E.M
Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi'i Jakarta.

2) Ebook Terjemahan Hadits 8 Imam (+) Al Qur'an Tafsir Ibnu Katsir.
Karya:
📚Al Hafidz Ibnu Katsir
Penerbit:
Barakah Aplikasi.

Posted by:
📕AIS_Tafsir Ibnu Katsir
❄🌻❄🌻❄🌻

Materi by: grup whatsapp Tafsir ibnu Katsir (Akhwat)