Ontdekken posts

Ontdek boeiende inhoud en diverse perspectieven op onze Ontdek-pagina. Ontdek nieuwe ideeën en voer zinvolle gesprekken

Fast Fashion Waste, Limbah yang Terlupakan

Fenomena fast fashion dapat didefinisikan sebagai produk industri garmen yang ditujukan untuk jangka waktu pemakaian yang singkat. Bukan hanya itu, produk garmen ini diproduksi dalam jumlah yang melimpah dengan waktu relatif cepat. Untuk menekan biaya produksi digunakan bahan berkualitas rendah yang justru berpotensi mencemari lingkungan.

Sayangnya tidak banyak pihak yang menaruh perhatian pada limbah fast fashion ini. Hal tersebut dibuktikan dengan masih maraknya produk fast fashion yang terbuang dan menjadi limbah. Co-Founder dari Our Reworked World, Annika Rachmat menyampaikan data temuannya, yaitu sebanyak 33 juta ton tekstil yang diproduksi di Indonesia, satu juta ton di antaranya menjadi limbah tekstil.
Dampak yang dihasilkan limbah fast fashion tidak main-main. Dibuktikan dengan data yang diperoleh Direktur Asosiasi Daur Ulang Tekstil Inggris, Alan Wheeler. Ia menyampaikan bahwa industri pakaian telah berkontribusi sebagai penyumbang polusi terbesar kedua di dunia. Ia juga menambahkan bahwa sebanyak 1,2 miliar ton emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh industri tekstil di dunia.
Lebih lanjut terkait dampak lingkungan yang dihasilkan oleh limbah tren mode ini telah tampak di depan mata. Salah satu contohnya adalah pencemaran air. Studi yang dilakukan Pusat Riset

Oseanografi Institut Pertanian Bogor (IP pada bulan Februari lalu, menemukan sebanyak 70 persen bagian tengah Sungai Citarum tercemar mikro plastik, berupa serat benang polyester. Hal tersebut diperkuat dengan keberadaan industri tekstil di kawasan tersebut.
Kandungan mikroplastik mengancam kehidupan biota di Daerah Aliran Sungai Citarum. Kerusakan yang terjadi berupa kecacatan hingga kematian ikan dan kerang di Sungai Citarum. Selain itu, penggunaan air Sungai Citarum untuk mandi dan mencuci baju oleh warga sekitar juga berpotensi memunculkan berbagai penyakit.


Sumber Artikel: https://www.its.ac.id/news/202....2/11/02/fast-fashion
Sumber Gambar: https://www.antaranews.com/ber....ita/3756765/polres-s

image

Fast Fashion Waste, Limbah yang Terlupakan

Fenomena fast fashion dapat didefinisikan sebagai produk industri garmen yang ditujukan untuk jangka waktu pemakaian yang singkat. Bukan hanya itu, produk garmen ini diproduksi dalam jumlah yang melimpah dengan waktu relatif cepat. Untuk menekan biaya produksi digunakan bahan berkualitas rendah yang justru berpotensi mencemari lingkungan.

Sayangnya tidak banyak pihak yang menaruh perhatian pada limbah fast fashion ini. Hal tersebut dibuktikan dengan masih maraknya produk fast fashion yang terbuang dan menjadi limbah. Co-Founder dari Our Reworked World, Annika Rachmat menyampaikan data temuannya, yaitu sebanyak 33 juta ton tekstil yang diproduksi di Indonesia, satu juta ton di antaranya menjadi limbah tekstil.
Dampak yang dihasilkan limbah fast fashion tidak main-main. Dibuktikan dengan data yang diperoleh Direktur Asosiasi Daur Ulang Tekstil Inggris, Alan Wheeler. Ia menyampaikan bahwa industri pakaian telah berkontribusi sebagai penyumbang polusi terbesar kedua di dunia. Ia juga menambahkan bahwa sebanyak 1,2 miliar ton emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh industri tekstil di dunia.
Lebih lanjut terkait dampak lingkungan yang dihasilkan oleh limbah tren mode ini telah tampak di depan mata. Salah satu contohnya adalah pencemaran air. Studi yang dilakukan Pusat Riset

Oseanografi Institut Pertanian Bogor (IP pada bulan Februari lalu, menemukan sebanyak 70 persen bagian tengah Sungai Citarum tercemar mikro plastik, berupa serat benang polyester. Hal tersebut diperkuat dengan keberadaan industri tekstil di kawasan tersebut.
Kandungan mikroplastik mengancam kehidupan biota di Daerah Aliran Sungai Citarum. Kerusakan yang terjadi berupa kecacatan hingga kematian ikan dan kerang di Sungai Citarum. Selain itu, penggunaan air Sungai Citarum untuk mandi dan mencuci baju oleh warga sekitar juga berpotensi memunculkan berbagai penyakit.


Sumber Artikel: https://www.its.ac.id/news/202....2/11/02/fast-fashion
Sumber Gambar: https://www.antaranews.com/ber....ita/3756765/polres-s

image

Fast Fashion Waste, Limbah yang Terlupakan

Fenomena fast fashion dapat didefinisikan sebagai produk industri garmen yang ditujukan untuk jangka waktu pemakaian yang singkat. Bukan hanya itu, produk garmen ini diproduksi dalam jumlah yang melimpah dengan waktu relatif cepat. Untuk menekan biaya produksi digunakan bahan berkualitas rendah yang justru berpotensi mencemari lingkungan.

Sayangnya tidak banyak pihak yang menaruh perhatian pada limbah fast fashion ini. Hal tersebut dibuktikan dengan masih maraknya produk fast fashion yang terbuang dan menjadi limbah. Co-Founder dari Our Reworked World, Annika Rachmat menyampaikan data temuannya, yaitu sebanyak 33 juta ton tekstil yang diproduksi di Indonesia, satu juta ton di antaranya menjadi limbah tekstil.
Dampak yang dihasilkan limbah fast fashion tidak main-main. Dibuktikan dengan data yang diperoleh Direktur Asosiasi Daur Ulang Tekstil Inggris, Alan Wheeler. Ia menyampaikan bahwa industri pakaian telah berkontribusi sebagai penyumbang polusi terbesar kedua di dunia. Ia juga menambahkan bahwa sebanyak 1,2 miliar ton emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh industri tekstil di dunia.
Lebih lanjut terkait dampak lingkungan yang dihasilkan oleh limbah tren mode ini telah tampak di depan mata. Salah satu contohnya adalah pencemaran air. Studi yang dilakukan Pusat Riset

Oseanografi Institut Pertanian Bogor (IP pada bulan Februari lalu, menemukan sebanyak 70 persen bagian tengah Sungai Citarum tercemar mikro plastik, berupa serat benang polyester. Hal tersebut diperkuat dengan keberadaan industri tekstil di kawasan tersebut.
Kandungan mikroplastik mengancam kehidupan biota di Daerah Aliran Sungai Citarum. Kerusakan yang terjadi berupa kecacatan hingga kematian ikan dan kerang di Sungai Citarum. Selain itu, penggunaan air Sungai Citarum untuk mandi dan mencuci baju oleh warga sekitar juga berpotensi memunculkan berbagai penyakit.


Sumber Artikel: https://www.its.ac.id/news/202....2/11/02/fast-fashion
Sumber Gambar: https://www.antaranews.com/ber....ita/3756765/polres-s

image

Fast Fashion Waste, Limbah yang Terlupakan

Fenomena fast fashion dapat didefinisikan sebagai produk industri garmen yang ditujukan untuk jangka waktu pemakaian yang singkat. Bukan hanya itu, produk garmen ini diproduksi dalam jumlah yang melimpah dengan waktu relatif cepat. Untuk menekan biaya produksi digunakan bahan berkualitas rendah yang justru berpotensi mencemari lingkungan.

Sayangnya tidak banyak pihak yang menaruh perhatian pada limbah fast fashion ini. Hal tersebut dibuktikan dengan masih maraknya produk fast fashion yang terbuang dan menjadi limbah. Co-Founder dari Our Reworked World, Annika Rachmat menyampaikan data temuannya, yaitu sebanyak 33 juta ton tekstil yang diproduksi di Indonesia, satu juta ton di antaranya menjadi limbah tekstil.
Dampak yang dihasilkan limbah fast fashion tidak main-main. Dibuktikan dengan data yang diperoleh Direktur Asosiasi Daur Ulang Tekstil Inggris, Alan Wheeler. Ia menyampaikan bahwa industri pakaian telah berkontribusi sebagai penyumbang polusi terbesar kedua di dunia. Ia juga menambahkan bahwa sebanyak 1,2 miliar ton emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh industri tekstil di dunia.
Lebih lanjut terkait dampak lingkungan yang dihasilkan oleh limbah tren mode ini telah tampak di depan mata. Salah satu contohnya adalah pencemaran air. Studi yang dilakukan Pusat Riset

Oseanografi Institut Pertanian Bogor (IP pada bulan Februari lalu, menemukan sebanyak 70 persen bagian tengah Sungai Citarum tercemar mikro plastik, berupa serat benang polyester. Hal tersebut diperkuat dengan keberadaan industri tekstil di kawasan tersebut.
Kandungan mikroplastik mengancam kehidupan biota di Daerah Aliran Sungai Citarum. Kerusakan yang terjadi berupa kecacatan hingga kematian ikan dan kerang di Sungai Citarum. Selain itu, penggunaan air Sungai Citarum untuk mandi dan mencuci baju oleh warga sekitar juga berpotensi memunculkan berbagai penyakit.


Sumber Artikel: https://www.its.ac.id/news/202....2/11/02/fast-fashion
Sumber Gambar: https://www.antaranews.com/ber....ita/3756765/polres-s

Fast Fashion Waste, Limbah yang Terlupakan - ITS News
www.its.ac.id

Fast Fashion Waste, Limbah yang Terlupakan - ITS News

image
image
image
image
image

MANHAJ SALAF

🌻 SEBUAH RENUNGAN NASIHAT🌻


🔮Dalam perkara mencari kebutuhan dunia, al-Quran menyuruh kita ‘berjalan’ (famsyuu fii manaakibihaa),

🔮Tetapi saat memerintakan kita beribadah dan mengingat Allah, kita disuruh berlari (fas’aw ilaa dzikrillah), melesat menuju-Nya (fafirruu ilallaah), dan bersegera kepada keampunan (wasaari’uu ilaa maghfirah).

🔮Harusnya ritme gerakan yang seperti inilah yang harus kita terapkan, sehingga dapat melahirkan rehat jiwa, ketenangan hati, menjadi lebih bersyukur dan tidak menjadi orang yang berambisi atau tamak dalam ke hidupan dunia ini.

Karena itu coba ingat-ingat kembali...

🔮Bisa jadi kita sering merasa letih dalam menjalani kehidupan, sering kecewa, sering tertekan, sering merasa kurang, sering hasad dan sering depresi.

🔮Jangan-jangan kita selama ini berlari mengejar dunia yang bukan pada tempat yang harusnya kita berlari.

🔮Dan sebaliknya sering merasa tidak bergairah dan kosong? Sering merasa berat, sering merasa malas, sering gelisah, sering lalai dan sering kehilangan arah.

🔮Jangan-jangan karena kita berhenti atau berbalik arah pada urusan akhirat, Padahal harusnya kita berlari pada track yang harusnya lari.

🔮Kita semua merindukan dan berharap tentang akhir kehidupan yang abadi dan penuh kebahagiaan, dan semua itu hanya ada di surga. Maka berusahalah berlari mengejar akhirat bukan dunia. Sebab semua pekerjaan yang berorientasi hanya pada dunia, ujungnya adalah keletihan, rusak, sirna dan kita tinggalkan.

🤲🏼Semoga hal ini menjadi penyemangat bagi kita dalam ibadah dan menjadi pengingat bagi yang lalai dalam mengejar dunia.

*

✍Habibie Quotes, 15/Juli/18

🍄

image

Puasa di bulan Sya\ban
Tahukah kamu akan hal ini?

Doa
Alasan kenapa Allah belum mengabulkan doa kita, yuk ketahui

Berbagi

Surat Al-Hijr
#onedayonetilawah

Apa ya penyebab hati kita galau

image